Saturday, April 25, 2015

The Voices (Novel Edition) Part 1

Hari ini gw ingin mencoba sesuatu yang baru, yaitu remake film jadi novel/cerpen. Kali ini target percobaan adalah The Voices  by Marjane Satrapi, Starring Ryan Reynolds, Gemma Arterton dkk. Ini cuma for fun doang. Credits to Marjane Satrapi and The Voices Crew. I do not own anything. Kita mulai aja.

'Sing a happy song, Sing a happy song! Why dont you sing along, sing a happy song?' gumam Jerry  Hickfang dengan suara hampir tidak terdengar oleh orang lain.

Jerry sedang 'membungkus' bathub yang akan didistribusikan ke toko retail di belahan Milton. Rupanya, Jerry bekerja di pabrik international spesialis kamar mandi. Mungkin terdengar suram, meskipun begitu, Jerry terlihat ceria dalam melakukan pekerjaannya.

Tiba-tiba terdengar suara memanggil
'Hey Jerry!'
Jerry mencari arah suara yang memanggilnya. Lalu ada sosok menerobos dari antara pekerja pekerja Milton Fixture & Faucet yang berseragam serba pink. Sosok itu adalah Mr. Kowalski.

'Halo, Mr. Kowalski' jawab Jerry dengan ceria.
'Heh, jangan panggil dengan nama itu, panggil aku Dennis saja' balas Mr. Kowalski.

Mr Kowalski berdehem. 'Hmm.. Jerry Hickfang. Aku hanya ingin mengatakan bahwa kamu telah melakukan pekerjaan yang bagus!'

Jerry mendekati Mr Kowalski dan berterimakasih.

'Jerry, jadi, setiap tahun ada pesta di perusahaan ini. Pesta barbeque' kata Mr Kowalski sambil memegang bahu Jerry.

Jerry hanya mengangguk tanda mengerti.

'Dan, biasanya kita mendapat satu wakil dari setiap bidang untuk membantu kita untuk mempersiapkan pesta. Biasanya orang baru.' lanjut Mr Kowalski

'Orang baru di bagian distribusi adalah
kamu, Jerry' jelas Mr Kowalski sambil menunjuk Jerry.

Keadaan menjadi sedikit canggung. Barulah Jerry menjawab 'Jadi, kamu ingin aku menolongmu menyiapkan sebuah pesta?'

'Tenang saja, Jerry. Ngga cuma kamu kok. Ada orang dari bagian penjualan, dari bagian desain, dan cewe Inggris imut itu dari akunting, Fiona.' hibur Mr Kowalski. 'So, mau ikut ngga?' tanyanya

'Ya! Tentu saja aku akan ikut!' jawab Jerry dengan semangat, kemungkinan karena dia akan bisa bertemu si perempuan Inggris itu.

'Bagus sekali. Kita mulai meeting besok, pukul 5 sore, di ruang pertemuan, akan ada pizza dan bir!' lanjut Mr. Kowalski

Mendengar hal ini, Jerry semakin ceria.

--------------------------------------------------------------------------------
Malam pun tiba.

Jerry sudah sampai dirumahnya dengan mobilnya yang tidak mewah. Ia tinggal di apartemen yang dulu-nya bekas tempat bowling.

Jerry memasuki rumahnya dan disambut Bosco, anjing Boxer-nya. Lantas, Jerry langsung membelai-belai Bosco dan bertanya 'Who's a good boy? You're a good boy!' Diciumilah pipi Bosco si anjing, sebagai cara mengekspresikan kebahagiaan Jerry hari ini.  Kucing Jerry hanya menatap kelakuan pemiliknya.

Tiba tiba, terdengar suara
'Apa yang kamu lakukan Jerry?'
'Sesuatu mengenai pekerjaanku' jawab Jerry.
'Oh... Keparat-keparat itu memberimu pekerjaan rumah eh?' Suara beraksen Scottish terus berbicara.
'Aku hanya mencoba coba baju kok, mereka mau aku melakukan sesuatu' sahut Jerry.

Mereka terus berdebat, dan suara itu berasal dari, tiada lain, tapi kucingnya, Mr. Whiskers.

Lalu si kucing terus meledek Jerry, seperti Jerry cengeng-lah, dan ia berkata bahwa alasan perusahaan itu tidak memecat Jerry adalah karena Jerry sangatlah payah, dan itu menjadi hiburan bagi perusahaan itu.

Jerry pun duduk di tempat tidurnya dan berteriak 'Diam!'

---------------------------------------------------------------------------------------
'Sebelum kita selesai sesi meeting, kita harus membagi-bagikan tugas' kata Mr. Kowalski sambil mengetuk pulpen ke kepalanya yang botak.

Tampaknya orang orang di ruang meeting sedang duduk kebosanan. Beda dengan Jerry yang langsung mengangkat tangan, tanpa ditunjuk..

Jerry mengatakan bahwa piknik adalah rencana yang bagus.

Mr Kowalski hanya mengangguk dan menulis rencana Jerry di lembaran kertasnya.

'Jadi, John, kamu akan memindahkan pemanggang barbeque ke tempat parkir. Dave akan membawa minuman, Sheryl, kamu akan mendekorasi tempat, dan Fiona akan mengurusi musiknya.  Ada pertanyaan? jelas Mr Kowalski panjang lebar.

Fiona mengangkat tangan kanannya 'Aku memiliki pertanyaan, kamu tau koridor kantor? Aku merasa tempat itu akan menjadi tempat yang sempurna untuk melakukan conga line.'

'Seperti dipernikahan?' Tanya Mr. Kowalski

'Atau seperti di kapal pesiar'jawab Fiona.
'Conga sangatlah mudah, semua bisa melakukannya'

Lalu seisi ruangan melanjutkan diskusinya..

Keputusan pun mutlak dan tak bisa diganggu gugat. Mereka akan melakukan Conga Line.

Sebelum meeting selesai, Mr Kowalski menawarkan karyawannya untuk memakan pizza 'bekas'nya.

Meeting pun selesai, semua pekerja keluar dari ruangan, dan tersisa Jerry dan John.

Jerry tertarik dengan  pizza 'bekas' Mr Kowalski.. Bahkan Jerry memeriksa apakah di box pizza yang lain masih ada pizza atau tidak.

Jerry menawarkan John 'Mau pizzanya ngga?'

John menjawab 'Pizza dingin? Ngga usah.'

'Ah, pizza gratis, apa yang lebih baik daripada pizza gratis?'

'Banyak, misalnya, sushi' jawab John, dengan mata tertuju kepada handphone-nya.

'Sushi ya.. Seperti ikan mentah kan?' gumam Jerry.

'Ngga. Sushi adalah nasi yang dimasak dengan sempurna, dan dibumbui oleh koki yang profesional, yang diatas nasi itu, ditaruhlah daging ikan berkualitas tinggi' lanjut John dengan logat India nya.

'Ikan mentah. Jorok' sahut Jerry.

'Ya, kalau begitu, kamu memang cocoknya sama fast food' sindir John sambil meninggalkan ruangan.

Fiona langsung memasuki ruangan..

'Jerry!'
'Fiona. ada apa?' kata Jerry kebingungan.

'Bisakah sound system mu memasang lagu dari iPod?' tanya Fiona.

'Sepertinya bisa kok' jawab Jerry.

'Bagus! rencana ini akan berhasil!' Fiona meninggalkan ruangan.

Sepertinya, Jerry jatuh cinta saat melihat Fiona. Jerry memakan sepotong Pizza, yang kebetulan pepperoni nya berbentuk hati.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------








No comments:

Post a Comment

Cool Blue Outer Glow Pointer