Meet Dr. Herbert Wertheim, The World's Happiest Billionaire | Forbes
what we do with those two things defines who we are."
Apa yang kamu lakukan jika kamu menjadi seorang milyarder? Membeli mobil sports? Smartphone yang modern dengan fiturnya yang lengkap? Pakaian yang sedang tren? Banyak hal yang bisa kalian dapatkan dengan uang. Memang, tidak semua hal harus dikaitkan dengan uang. Buktinya, kenyamanan batin dalam konteks religius dapat diperoleh tanpa uang, melainkan iman dan kepercayaan. Namun, dalam konteks kekayaan fisik, tidak dapat dipungkiri bahwa uang dengan jelas dapat mempermudah hidup kita.
Dr. Herbert Wertheim merupakan milyarder yang sering menggunakan uangnya untuk amal. Beliau adalah investor, optometrist (ahli kacamata), dan philanthropist (seseorang yang dermawan, berusaha meningkatkan kesejahteraan orang lain dengan melakukan donasi dengan tujuan yang baik, misalnya amal.) Sosok ini lahir di Philadelphia, Amerika Serikat, tahun 1939 (umur 80). Beliau juga terkenal dengan topi fedora berwarna merah yang selalu dipakainya. Tak hanya itu, Dr. Herbert memiliki kekayaan bersih sekitar 2.4 milyar USD (menurut data Forbes, per Maret 2019), belum termasuk 100 juta USD yang disumbangnya ke universitas-universitas di Florida. Kekayaannya dibangun melalui investasi saham yang dilakukan selama 3 dekade. Selain itu, beliau juga mendirikan perusahaan Brain Power Incorporated, perusahaan manufaktur warna optik dalam kacamata. Perusahaan ini memegang lebih dari 100 paten dan hak cipta.
Itulah biodata singkat mengenai Dr. Herbert Wertheim. Tetapi, bagaimana dengan video yang diunggah Forbes? Apa ceritanya?
Video bertajuk "Meet Dr. Herbert Wertheim, The World's Happiest Billionaire | Forbes" berusaha mendekatkan audiens dengan Dr. Herbert Wertheim, baik mengenai diri beliau, perusahaan yang didirikannya, maupun motivasinya. Beliau menceritakan bahwa memberi adalah bagian dari sifat manusia, dan percaya bahwa yang penting bukan apa yang kamu miliki, tetapi apa yang kamu lakukan dengan hal yang kamu miliki. Selanjutnya, kita mengenal lebih akrab dengan pekerjaan Dr. Herbert, yaitu sebagai ahli kacamata yang memulai bisnisnya dengan memberi warna pada lensa plastik kacamata. Berbagai kalimat inspiratif diutarakan oleh milyarder ini, seperti "Kita memiliki waktu, dan juga rasa kemanusiaan. Apa yang kita lakukan dengan kedua hal yang kita miliki itu mendefinisikan siapa diri kita sebenarnya."
Introduksi dalam video ini dilakukan dengan berbagai shot, baik wide shot, medium shot, dan juga close up shot (yang akan dibahas nanti), yang dilengkapi dengan narasi oleh Dr. Herbert. Awal video dimulai dengan kata-kata inspiratif seperti "Apa yang kamu beri tergantung pada kesempatan. Bukan pada dirimu, tapi lebih pada kesempatan untuk melihat suatu kebutuhan dan memenuhi kebutuhan tersebut." Setelah itu, beliau menjelaskan tentang sejarah dari perusahaan yang dibangunnya. Salah satu hal yang menuai komentar positif dari penonton adalah faktanya Dr. Herbert menggunakan kata "Our foundation", bukan "My foundation" saat memberi penjelasan tentang perusahaannya. Dari hal kecil saja, sudah terlihat sikapnya yang begitu rendah diri meskipun beliau yang mendirikan perusahaan itu, sampai sekarang meski sudah menjadi milyarder.
Apakah video selaras dengan narasi? Iya, dan tidak. Alasannya karena ada bagian dari video ini yang selaras dengan narasi, namun ada juga yang tidak. Secara keseluruhan, video ini kurang konsisten dalam konteks kesesuaian narasi dengan gambar yang ditunjukkan dalam video. Contoh yang tidak selaras, ketika mengucapkan kalimat motivasi tentang sifat manusia, gambar yang ditunjukkan adalah tiang-tiang gedung, interior gedung. Contoh bagian yang sesuai, adalah ketika beliau menjelaskan masa kecilnya, video memperlihatkan gambar saat Dr. Herbert masih kecil. Lalu, ketika bercerita soal pekerjaannya, video menunjukkan gambar berbagai peralatan dan perlengkapan yang berhubungan dengan pekerjaannya, bahkan saat beliau sedang mengoperasikan alat-alat tersebut.
Bicara soal variasi wide, medium, dan close up shot, ketiga tipe shot tentunya hadir dalam video tersebut, baik dalam opening video, maupun pada bagian-bagian lain dalam video.
Wide Shot
Medium Shot
Close up Shot
Tentunya, dari banyaknya variasi gambar pada video Forbes, tentunya ada gambar yang paling berkesan, dan dari tiga tipe shot, masing-masing memiliki gambar-gambar yang baik.
Wide Shot
Gambar dengan tipe wide shot ini mengambil gambar Dr. Herbert yang berdiri di depan gedung. Mengapa dari semua gambar yang menggunakan wide shot, foto ini yang paling berkesan? Jawabannya karena gambar ini sangat rapi dan tertata. Pilar di kiri dan kanan Dr. Herbert seolah-olah menjadi bingkai, sehingga terbentuknya frame. Begitu juga dengan pohon-pohon, baik di kiri maupun di kanan.
Medium Shot
Gambar di atas merupakan gambar yang paling emosional dalam video yang diunggah Forbes. Gambar ini menunjukkan Dr. Herbert yang sedang memandang lukisan dirinya sendiri. Kita tidak akan tahu apa yang ada dibenak Dr. Herbert. Yang jelas, gambar ini mampu mengekspresikan emosi, terlebih lagi tentang luar biasanya perasaan seseorang jika dirinya dapat mencapai apa yang ia inginkan, apalagi jika berhasil membuat dirinya sendiri tertulis dan tercetak dalam sejarah (tentunya oleh karena prestasi, kebaikan, dan kesuksesan, bukan karena hal-hal yang buruk.)
Close up Shot
Close up shot yang mengambil gambar lukisan wajah Dr. Herbert secara dekat menghasilkan gambar yang baik. Lukisan ini sama dengan lukisan medium shot di atas. Hanya, pengambilan gambar hanya wajahnya saja, sehingga merupakan close up shot. Hasilnya kurang emosional jika dibandingkan dengan yang medium shot, namun gambar ini tetap mengesankan. Gambar ini dapat membuat orang bingung, apalagi karena jas yang dikenakan Dr. Herbert tentunya bertolak belakang dengan warna topinya. Namun, orang yang sudah tahu tentang Dr. Herbert tidak akan kebingungan, karena tahu bahwa topi fedora berwarna merah hitam itu merupakan keunikan dari Dr. Herbert.
Bagaimana ending video tersebut? Ending disampaikan, lagi-lagi dengan kalimat inspiratif oleh Dr. Herbert Wertheim. "Oleh karena rasa kemanusiaanku, aku selalu memberi kembali, dan itu adalah bagian dari diriku." Penyampaian kata-kata ini diiringi lagu instrumental yang ambien. Setelah beliau menyampaikan hal tersebut, di bagian bawah layar terdapat credits, yang memuat nama Kirsten Taggart sebagai produser, Ivan Clow sebagai direktur/editor, dan Maddie Berg sebagai reporter. Video diakhiri dengan layar hitam yang memuat berbagai tulisan, seperti tulisan "Forbes", lingkaran yang memuat kata "Forbes", dan kalimat "Click to subscribe!" yang mengitari lingkaran tersebut. Di bagian kanan terdapat video rekomendasi dari Forbes, yang jika diklik, akan mengarahkan audiens ke halaman baru dengan video yang berbeda.
Menurut saya, kekurangan video terletak pada tidak konsistennya pengambilan gambar. Maksud saya disini, terkadang pengambilan gambar tidak sesuai dengan narasi. Narator mengatakan apa, tapi gambar menunjukkan hal yang berbeda, yang mungkin tidak memiliki korelasi sama sekali dengan apa yang disampaikan oleh narator. Tetapi, selain dari itu, video sudah bagus, baik dari kontennya yang unik, pengambilan gambar dengan berbagai angle, shots, lagu yang mengiringi video juga cocok. Akhir kata, "Meet Dr. Herbert Wertheim, The World's Happiest Billionaire | Forbes" merupakan video berkualitas yang layak untuk ditonton, yang dapat mengurangkan bias negatif kita terhadap orang kaya raya.
No comments:
Post a Comment